Pada saat penatua itu selesai berdoa, dia memetikkan tangannya di belakang anak saya, anak saya sudah dapat mendengar. Peristiwa itu betul-betul membuat hati saya terharu, sebab 31 tahun putri sulung saya tidak pernah mendengar sesuatu suara apapun. Sekarang dia dapat mendengar hanya melalui doa. Penatua itu mengajarkan putri saya untuk mengucapkan kata-kata “Haleluyah” dan putri saya dapat mengikutinya meskipun dengan ucapan yang belum sepenuhnya tepat. Saat itu saya rasakan diri saya seperti orang udik yang pertama kali datang ke kota.
"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 4:12).Tjong Khim Long [Yusuf] - Mantan peramal dan ahli Hong Sui bertobat ikut Yesus. Shalom, begini kisahnya:
April 28, 2008
Nama asli saya adalah Tjong Khim Long/ Tjuk Lin Tse alias Yusuf. Tjuk Lin Tse adalah nama praktek saya. Saya berasal dari Kalimantan Barat dan sudah menetap di Jakarta selama 21 tahun sebagai seorang Sinshe. Saya juga masuk dalam ikatan Sinshe-sinshe di Indonesia. Sebagai peramal nasib, saya mulai dengan memasang tarip sebesar Rp. 500, untuk setiap pasien. Tarip terakhir sebelum saya bertobat, yaitu tahun 1988 sebesar Rp. 150.000, setiap pasien untuk waktu ½ jam. Pasien saya begitu banyak sampai harus menunggu giliran 2-3 bulan, bahkan 4 bulan untuk diramal nasibnya.
Selama 21 tahun saya tidak pernah memasang iklan, tetapi dapat menjadi begitu terkenal dan saya mempunyai 46 orang murid, baik di dalam maupun di luar negeri, terdiri dari 34 pria dan 12 wanita: Murid yang paling jauh dari Canada,sedangkan yang paling dekat dari Singapore dan Malaysia. Yang dari Indonesia terpencar dari berbagai daerah. Setiap murid harus membayar antara 9-10 juta rupiah pada saat itu. Mereka belajar hal meramal nasib, melihat Hong Sui,membuat Hoe dan Pak Kwa.
CARA MERAMAL NASIB
Sekarang saya mau menerangkan bagaimana saya meramal nasib. Sewaktu pasien mendaftar dan tiba gilirannya untuk diramal maka pada saat pasien datang, saya dapat mengetahui persoalan apa yang terjadi yang menyebabkan pasien tersebut mencari saya; baik itu masalah usaha, masalah rumah tangga dan lain-lain. Saya juga dapat mengetahui penyakit apa yang diderita oleh pasien tersebut atau penyakitnya mengharuskan dia dioperasi dan barapa kali dia sudah dioperasi saya dapat mengetahuinya. Lebih dari itu, anak-anaknya dengan tanda-tanda yang ada pada tubuhnya laki-laki atau perempuan, janda atau duda dan lain-lain, semuanya dapat saya ketahui.
Sebenarnya itu bukan karena kehebatan saya, sebab cara saya meramal berasal dari ilmu keturunan nenek moyang saya, bukan karena mempelajari buku-buku. Sejak kecil saya sudah dilatih dengan sembahyang, puasa serta membaca mantra-mantra. Pada saat saya menghadapi pasien untuk diramal, sebenarnya roh yang pada pasien itulah yang telah memberitahu kepada roh yang mengikuti saya. Murid saya yang belum sepenuhnya luluspun sudah dapat disertai dengan roh yang dapat memberitahukan segala sesuatu kepadanya. Dengan adanya roh dari pasien yang memberitahukan kepada roh yang mengikuti saya, kemudian mamberikan firasat kepada saya, maka saya berani menyampaikan ramalan nasib pasien saya secara tepat.
Lalu bagaimana saya yang memiliki latar belakang kehidupan yang sedemikian, dapat percaya kepada Tuhan Yesus, padahal sebelumnya saya sama sekali tidak dapat percaya kepada Tuhan Yesus. Menurut pendapat saya sebelumnya, Tuhan Yesus tidak sebangsa dengan saya, bagaimana Dia dapat membawa saya ke Sorga ? Mimpipun tidak mungkin, pikir saya. Saya mengatakan, bahwa Alkitab adalah tulisan manusia, bukan secara langsung dijatuhkan dari langit. Namun ternyata saat ini saya dapat menjadi orang yang lebih percaya kepada Tuhan Yesus, lebih daripada sebagian orang-orang Kristen.
Saya menjadi Kristen bukan melalui kesaksian Orang Kristen, bahkan seandainya ada yang menyodorkan 100 juta rupiah sekalipun supaya saya mau menjadi orang Kristen, saya akan menolaknya. Saya dapat percaya kepada Tuhan Yesus melalui satu proses yang panjang dari Tuhan sendiri.
KENAPA SAYA DAPAT PERCAYA KEPADA TUHAN YESUS?
Tgl. 01 Pebruari 1988 itulah titik awal di mana saya mulai percaya kepada Tuhan Yesus. Setiap manusia mamiliki cinta kasih dan melalui hal inilah saya dapat mengenal Tuhan Yesus. Cinta kasih yang akan saya paparkan di sini adalah cinta kasih antara suami istri.
Pada tgl.23 Maret 1987 isteri saya telah meninggal dunia karena penyakit tidak nafsu makan. Meskipun saya seorang Sinshe, saya tidak pernah membuka resep untuk isteri saya, melainkan menghubungi Sinshe lain yang terkenal untuk membukakan resep untuk istri saya.
Di rumah saya ada satu kamar yang keadaannya seperti layaknya sebuah kelenteng, 21 tahun yang lalu patung yang saya sembah itu dapat bergerak dan selama isteri saya sakit, saya menyembah kepada berhala-berhala itu. ternyata hasilnya tidak ada, demikian juga usaha-usaha saya yang lain bagi kesembuhan isteri saya.
Terakhir isteri saya masuk rumah sakit, tetapi dokter tidak dapat menemukan penyakit apa yang diderita oleh istri saya. Hasil check up secara menyeluruhpun mengatakan bahwa isteri saya sehat, tidak ada sesuatu penyakit. Saat itu keadaan isteri saya setiap hari hanya dapat makan sebanyak dua (2) sendok, jika ditambah satu(l) sendok lagi dia akan muntah. Setelah menghadapi jalan buntu, isteri saya menyatakan bahwa dia menerima Tuhan Yesus dan percaya kepadaNya. Meskipun saya sama sekali tidak percaya kepada Tuhan Yesus, namun karena rasa cinta kasih saya kepada isteri, saya terpaksa mengijinkannya. Pada saat istri saya percaya kepada Tuhan Yesus, dia tidak didoakan oleh siapa-siapa, hanya seorang putra dan putri saya yang belum Kristen pada saat itu. Setelah didoakan, pada malam itu isteri saya dapat tidur dengan nyenyak.
Keesokan harinya, ketika dia bangun, wajahnva begitu berseri-seri dan sejak itu setiap malam dia dapat tidur dengan tenang. Di lain pihak ternyata hal itu justru membuat saya tidak dapat tidur. Kenapa dapat terjadi hal yang demikian? Bayangkan, isteri saya sudah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi di rumah saya masih penuh dengan berhala. Menurut ramalan saya dalam waktu 8-10 hari lagi istri saya akan pulang ke rumah dan situasi rumah yang demikian jelas akan merupakan satu persoalan untuknya. Sebagai orang yang percaya Tuhan Yesus, isteri saya akan mengucapkan “Haleluyah dan Puji Tuhan”, sedangkan saya masih harus mengucapkan kata-kata untuk berhala. Perbedaan hidup yang demikian jelas akan mendatangkan suasana yang tidak baik.
BERHALA-BERHALA DI RUMAH SAYA DIHANCURKAN
Segera saya mengumpulkan murid-murid saya untuk mengadakan rapat, tetapi mereka juga tidak dapat memberikan satu usul tepat sebagai jalan keluarnya. Namun karena rasa cinta kasih saya, segala macam berhala itu kemudian saya hancurkan, termasuk patung yang dapat bergerak dari zaman dinasti Ming tersebut.
Kira-kira 6 jam sebelum isteri saya meninggal dunia, dokter baru dapat menemukan bahwa isteri saya terkena penyakit kanker usus yang sebelumnya kami mengira hanya wasir saja. Saat isteri saya meninggal dunia saya belum percaya kepada Tuhan Yesus, namun dikarenakan isteri saya sudah percaya kepada Tuhan Yesus, upacara kematiannya diadakan secara Kristen dan kemudian setiap malam hari diadakan kebaktian penghiburan di rumah untuk beberapa waktu saya terpaksa mengikuti berdoa di dalam nama Tuhan Yesus dan mendengarkan tentang perihal Tuhan Yesus yang menyelamatkan dan memberikan Sorga kepada orang yang percaya kepadaNya. Saya ingin sekali mengetahui di mana isteri saya, di Sorga atau di Neraka. Menurut kata orang-orang Kristen dan pendeta-pendeta, isteri saya ada di Sorga, tetapi bagaimana mereka dapat memberikan bukti kepada saya. Tidak ada orang yang pernah ke Sorga dan kembali serta memberitahukan kepada saya, bahwa isteri saya ada disana.
MENGIKUTI SEMINAR PERTUMBUHAN GEREJA DI KOREA SELATAN
Pada bulan Agustus 1987 di Korea Selatan diadakan Seminar Pertumbuhan Gereja bagi orang-orang Asia dan kami sekeluarga yang bejumlah 7 orang ikut mendaftarkan diri. Saya hanya mengikuti acara-acara tersebut, tetapi tidak mengikuti kebaktiannya.
Banyak Gereja-gereja di Asia mengirimkan utusannya ke Korea tapi saya ikut datang ke sana hanya untuk mengetahui tentang Tuhan Yesus saja. Saya mempunyai 4 orang anak, seorang putra dan 3 orang putri. Putri saya yang sulung bisu tuli sama sekali tidak dapat mendengar meski ada bunyi petasan sekalipun. Putri sulung saya yang demikian juga saya ajak ke Korea. Kami juga pergi ke Bukit Doa di mana berduyun-duyun orang yang datang ke sana. Saat itu ada 163 orang dari Indonesia yang pergi ke sana termasuk saya sekeluarga. Di sana ada gua-gua untuk berdoa dan saya hanya sekedar mau tahu saja tentang gua-gua tsb. Saya sudah antri tetapi tidak pernah mendapat giliran.
Disana saya bertemu seorang penatua yang berasal dari Taiwan. Saya melihat dia berdoa untuk menyembuhkan orang-orang sakit tanpa mantera-mantera atau obat, hanya berdoa dalam nama Tuhan Yesus. Ada seseorang yang tangannya selisih panjang pendek, setelah didoakan dalam nama Tuhan Yesus, tangan yang pendek dapat menjulur keluar menjadi sama panjang. Saya juga adalah mantan pemain akrobat dan tukang sulap, tetapi apa yang saya lihat ini bukan sulapan. Kemudian saya meminta kepada penatua tersebut untuk menyembuhkan anak saya yang sulung. Dia menjawab bahwa dirinya tidak dapat menyembuhkan, yang diandalkan hanya kuasa dari Tuhan Yesus. Kesempatan inilah saya pergunakan untuk dapat melihat bagaimana kuasa Tuhan Yesus tersebut. Penatua itu meletakkan kedua jarinya di telinga anak saya lalu berdoa. Dia mengatakan, bahwa di dalam nama Tuhan Yesus anak ini harus dapat mendengar dan dapat berkata-kata Amin. Pada saat penatua itu selesai berdoa, dia memetikkan tangannya di belakang anak saya, anak saya sudah dapat mendengar. Peristiwa itu betul-betul membuat hati saya terharu, sebab 31 tahun putri sulung saya tidak pernah mendengar sesuatu suara apapun. Sekarang dia dapat mendengar hanya melalui doa. Penatua itu mengajarkan putri saya untuk mengucapkan kata-kata “Haleluyah” dan putri saya dapat mengikutinya meskipun dengan ucapan yang belum sepenuhnya tepat. Saat itu saya rasakan diri saya seperti orang udik yang pertama kali datang ke kota. saya merasakan kebesaran Tuhan Yesus.
SAYA MULAI MERASAKAN KUASA TUHAN YESUS
YANG HERAN Dari Korea saya kembali ke Indonesia mampir di Taiwan dan Hongkong. Biasanya setiap kali saya berada di Singapore atau Taiwan selalu didatangi banyak orang yang ingin diramal nasibnya, sehingga tidak dapat pergi ke mana-mana. Tetapi seat itu tidak ada yang mengetahui kedatangan saya di Taiwan sehingga saya dapat pergi ke tempat rekreasi Wu Lay. Ketika saya kembali dari tempat rekreasi tersebut, ternyata kaki saya menjadi bengkak, lebih besar dari sepatu saya.
Dikarenakan jadwal penerbangan yang sudah diatur maka dari Taiwan saya mampir ke Hongkong dengan kaki yang bertambah bengkak lagi. Saya sempat berpikir jika demikian jangan-jangan saya harus menenteng sepatu saya sampai ke Indonesia. Oleh karena itu saya memanggil kedua putri saya untuk mendoakan saya. Setelah didoakan dalam nama Tuhan Yesus ternyata belum terlihat hasilnya, didoakan kedua kali juga belum tampak adanya perubahan, sehingga saya katakan biar sajalah, saya mau tidur saja tetapi keesokan harinya ketika saya bangun ternyata kaki saya sudah sembuh. Dengan penuh sukacita saya pulang ke Indonesia bukan dengan menenteng sepatu, tetapi memakai sepatu. Saat itu saya belum mau percaya juga kepada Tuhan Yesus dan sesampai di Indonesia saya teruskan pekejaan saya sebagai peramal nasib.
Saat itu saya juga mengidap penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi kronis. Dengan keadaan tersebut saya ingin dapat mengetahui lebih jauh sampai dimana kuasa dari Tuhan Yesus. Saya sudah tidak mau makan obat lagi melainkan saya memanggil putra dan putri saya untuk mendoakan saya. Setelah berdoa saya pergi ke dokter untuk check up. Dokter menanyakan selama satu bulan saya tidak periksa itu telah berobat ke mana? Dokter terheran dengan hasil check up. Saya jawab, bahwa saya tidak berobat ke mana-mana. Dokter itu tidak percaya, tanpa berobat bagaimana mungkin penyakitnya dapat sembuh dan normal seperti itu, baik kencing manis maupun tekanan darah saya sudah normal kembali. Dulu tekanan darah saya untuk turun menjadi 150 saja sulit, tetapi sekarang dapat menjadi 130 – 85. Hal itu semakin membuat saya tahu bahwa ada kuasa yang besar di balik doa. Saya mau tidak mau harus mengakui kebesaran Tuhan Yesus, tetapi saya belum dapat percaya sepenuhnya kepadaNya, masalahnya adalah terletak pada pekerjaan saya sebagai peramal yang dengan begitu mudah dapat menghasilkan uang. Saat itu dalam sehari saja dapat memperoleh hasil 500-600 ribu rupiah padahal tanpa modal. Jika saya harus percaya kepada Tuhan Yesus, jelas pekerjaan saya tersebut harus saya tinggalkan dan saya tidak dapat mencari uang.
Posisi saya memang terjepit, sehingga saya memilih untuk tetap menjadi peramal nasib. Dan satu hal yang aneh ternyata juga banyak orang Kristen yang mau diramal nasibnya. Hal itu saya ketahui sebab sepulangnya saya dari Korea saya membeli 100 buah Alkitab dan setiap pasien yang datang kepada saya, saya berikan sebuah Alkitab, di antara mereka ada yang menyatakan, bahwa dirinya sudah memiliki Alkitab, berarti mereka adalah orang Kristen, mereka percaya kepada Tuhan Yesus. Ketika saya menanyakan kepadanya apakah Tuhan Yesus tidak menolong? Dia menjawab, bahwa dulu Tuhan Yesus menolong, tetapi sekarang tidak. Saya menasehati mereka, bahwa mereka pasti ada sesuatu kesalahan dan saya anjurkan segera kembali sungguh-sungguh datang kepada Tuhan . Saya bersaksi kepadanva bahwa saya yang paling tidak percaya, ternyata Tuhan Yesus masih mau menolong saya. Saat itu ramalan saya semakin terkenal, banyak juga orang-orang Kristen yang mau tahu, karena ada peramal yang membagikan Alkitab. Mereka menyatakan, bahwa di dunia ini sayalah satu-satunya peramal yang demikian.
SEKARANG SAYA BERTOBAT SUNGGUH-SUNGGUH
Untuk mengakhiri kesaksian saya, pada tgl. 01 Pebruari 1988 pukul 01.00 barulah saya percaya kepada Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh. Hari itu saya selesai melihat dua Hong Sui dan yang terakhir di Pondok Indah, suatu tempat yang begitu luas baik tanah dan bangunannya. Ketika tiba di sana, hujan turun dengan lebatnya, sehingga saya kesulitan untuk turun dari mobil. Saya membawa kompas, tetapi dari dalam mobil jarum penunjuk tidak dapat menunjuk dengan tepat,sehingga saya terpaksa turun dengan payung untuk melihat tempat tersebut. Sepulangnya dari sana, kira-kira sudah jam 20.00, setelah makan lalu tidur karena badan terasa sudah kurang enak.
Tengah malam saya terbangun dengan pernafasan yang tidak lancar alias sesak. Sebagai seorang Sinshe saya tahu bahwa ini merupakan gangguan jantung. Rasanya saya sudah tidak tahan, udara yang keluar terasa lebih banyak dari yang saya hirup dan dengan situasi yang demikian, saya sadari dalam waktu 5-10 menit saya akan meninggal dunia. Di saat yang demikian, saya teringat kuasa doa dan mulailah saya berlutut di atas tempat tidur, berdoa kepada Tuhan Yesus supaya melalukan masa kritis tersebut, sehingga saya dapat melihat hari esok. Setelah “Amin” ternyata hasilnya tidak ada, bahkan pernafasan saya terasa bertambah sesak. Saya mengulangi lagi dengan berlutut dan berdoa kepada Tuhan Yesus dan Amin lagi, ternyata hasilnya juga tidak ada. Hati saya menjadi sedemikian sesak dan menurut perhitungan, sisa waktu tinggal kira-kira dua menit lagi. Waktu yang pendek itulah yang akan menentukan saya masih dapat hidup atau harus meninggalkan dunia ini.
Dalam keadaan demikian untuk kembali menyembah berhala pada saat seperti itu sudah tidak memungkinkan, sebab semua berhala sudah tidak ada lagi, sehingga satu-satunya jalan adalah saya harus kembali berlutut dan berdoa kepada Tuhan Yesus. Situasi sudah sedemikian gawat, saya tidak hanya berdoa supaya disembuhkan, bahkan saya berjanji jika saya disembuhkan saya mau percaya dan menurut kepada Tuhan Yesus, bersaksi dan melayani Tuhan Yesus, meninggalkan segala profesi lama saya. Saat itu saya yakin, bahwa Tuhan Yesus hadir di depan saya. Seperti biasanya saya mengakhiri doa dengan kata “Amin”, tetapi heran saya, baru mengucapkan kata “A”, belum sampai “MIN”, pernapasan saya sudah lancar dan sembuh secara sempurna. Rasanya tubuh saya begitu segar seperti menjadi muda kembali dan saya dapat merasakan sukacita besar yang belum pernah saya alami selama 61 tahun saya hidup di dunia ini. Sejak saat itulah saya betul-betul percaya kepada Tuhan Yesus.
Sumber :
http://candrawijaya.wordpress.com/category/kesaksian-kristiani/
http://kesaksian-life.blogspot.com/2012/02/peramal-dan-ahli-hong-sui.html
http://spirittoc.com/category/kesaksian/
Saya adalah orang yang berpegang teguh kepada janji, sebab itu saya juga menepati janji saya kepada Tuhan Yesus. Tgl. 01 April 1988 saya mengumumkan, bahwa praktek meramal nasib, serta Hong Sui saya tutup meskipun masih banyak orang yang minta diramal, bahkan yang dari Taiwan, Singapore atau Malaysia. Tuhan mengasihi semua manusia, tetapi sayang hanya sedikit yang mau mengasihi Tuhan Yesus. Saya merasa sangat berhutang kepada Tuhan Yesus yang begitu mengasihi saya dan saya ingin dapat membalas kasihNya. Saya himbau Anda, kenalilah Tuhan Yesus Kristus, Percaya dan terimalah Dia dengan bulat hati. Percayalah kepadaNya senantiasa dengan 100% jangan 99%, maka hidup Anda diselamatkan, disembuhkan, diPulihkan di Dunia maupun di Sorga.
Kiranya melalui kesaksian ini, ini dapat berguna bagi Anda dalam menguatkan iman semua saudara seiman. AMIN.
--- Demikian Tjong Khim Long mengakhiri kesaksiannya.
- “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. - (Yohanes 3:16).
- Kata Yesus kepadanya:”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. - (Yohanes 14:6).
- "Bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan oleh Roh Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya”. - (Ibrani 2: 3-4).
- “Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu!” - (Ibrani 4:17b).
- “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” - (Kisah Para Rasul 4:12).
- “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang parcaya dalam NamaNya”. - (Yohanes 1:12).
Post A Comment:
0 comments: