Jurnal Akhir Zaman

Jurnal Akhir Zaman
End Time News

Blog Archive

Ads 728 x 90

Khadija - Pembelot ISIS Menceritakan Kekejaman ISIS, Menyesal ikut ISIS

Share it:
Ingatan-ingatan membakar dalam benaknya yaitu adalah gambaran ketika dia melihat secara online seorang anak usia 16 tahun yang disalibkan karena kasus perkosaan. "Hal terburuk yang saya lihat adalah ketika seorang pria kepalanya dipenggal di depan saya," katanya.

Khadija - Defector describes life inside ISIS. By Arwa Damon and Gul Tuysuz, CNN. Updated 0107 GMT (0807 HKT) October 7, 2014. Defector describes life inside ISIS 03:51. Khadija, pembelot ISIS menceritakan kekejaman ISIS, menyesal ikut ISIS. Clarissa Ward - Foreign Correspondent, CBS News. Shallom, begini kisah Khadija :

Gadis mungil 25 tahun membuka pintu ke kamar hotel di mana kami telah sepakat untuk bertemu. Wajahnya ditutupi, tapi bahasa tubuhnya mengisyaratkan adanya kecemasan dalam dirinya.

Dia perlahan-lahan mengangkat niqab nya, jelas mencerminkan dia masih muda, wajah berbentuk hati. Mata cokelat besar nya, diisi dengan rasa bersalah dan gejolak, yang terletak di bawah alis yang terpahat sempurna.

Dia menyebut dirinya 'Khadijah.' Ini bukan nama sebenarnya, karena dia seorang wanita yang dicari / ditandai. Pernah menjadi anggota dari sebuah kelompoj yang menakutkan, Brigade perempuan ISIS, dia seorang pembelot, kecewa dengan kebrutalan kelompok yang bernama ISIS tersebut.

Wawancaranya dengan CNN adalah untuk pertama kalinya ia menceritakan kisahnya.

"Saya lari ke sesuatu yang jelek '

Tumbuh di Suriah, keluarga Khadijah memastikan dia mendapat pendidikan. Dia meraih gelar sarjana dan mulai mengajar sekolah dasar. Khadijah menjelaskan keluarganya dan dibesarkan sebagai "tidak terlalu konservatif."

Ketika pemberontakan Suriah dimulai lebih dari tiga setengah tahun yang lalu, Khadijah bergabung dengan massa yang mulai protes damai menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

"Kami akan pergi keluar dan melakukan demonstrasi. Pihak keamanan akan mengejar-ngejar kami. Kami menulis di dinding, memakai pakaian yang berbeda untuk mengubah penampilan," kata Khadijah. "Hari-hari yang besar."

Ketika pemberontakan di Suriah menyebabkan kekacauan dan kekerasan yang dia bilang dia menyebabkan kehilangan 'jiwa'nya, rasa kemanusian-nya.

"Segala sesuatu di sekitar kita menjadi kacau," katanya, kata-katanya berhamburan keluar. "Tentara Pembebasan Suriah, rezim, bom barel, pemogokan, banyak yang terluka, klinik, darah - Anda ingin 'merobek' diri sendiri, untuk menemukan sesuatu dimana kita bisa lari.

"Masalah saya adalah saya lari ke sesuatu yang lebih jelek."

Pelantikan bertahap

Dia kemudian tertarik pada kefasihan seseorang dari Tunisia yang dia temukan secara online. Disebabkan karena sopan santun orang tersebut, ia menjadi percaya padanya dari waktu ke waktu dan dia secara bertahap terpikat ke dalam Negara Islam [ISIS], katanya. Dia meyakinkan bahwa kelompok itu tidak seperti apa yang orang pikir, bahwa ISIS itu bukan organisasi teroris.

"Dia mengatakan, 'Kita akan menerapkan Islam dengan benar. Sekarang kita berada dalam keadaan perang, fase di mana kita perlu untuk mengontrol negara, jadi kita harus keras.'"

Dia mengatakan kepada Khadijah akan datang ke kota Suriah - Raqqa, dan bahwa mereka bisa menikah.

"Aku menghubungi sepupu saya, dan dia berkata, 'Kamu bisa datang bergabung dengan kami di Brigade Khansaa. Dia tinggal di Raqqa dengan suaminya yang juga bergabung dengan Negara Islam [ISIS]," kata Khadijah. Brigade ini adalah yang paling menakutkan, polisi ISIS yang semuanya terdiri dari kaum perempuan.

Khadijah meyakinkan keluarganya pindah ke Raqqa, dan mengatakan akan lebih mudah untuk mendaftarkan adik-adiknya di sekolah, dan bahwa mereka akan mendapat dukungan dari para kerabat.

Dengan jalan yang dibukakan oleh sepupunya, Khadijah disambut ke Brigade Khansaa yang paling ditakuti.

Di dalam Brigade perempuan ISIS

Brigade Khansaa terdiri dari sekitar 25 sampai 30 perempuan dan bertugas berpatroli di jalan-jalan Raqqa untuk memastikan bahwa semua perempuan mematuhi pakaian yang tepat sebagaimana digariskan oleh Negara Islam [ISIS].

Manik-manik atau sedikit penyimpangan pakaian akan dilarang. Perempuan tidak diperbolehkan untuk menunjukkan mata mereka. Mereka yang melanggar hukum akan dihukum cambuk.

Pen-cambu-kan wanita yang melanggar aturan ISIS dilakukan oleh Umm Hamza.

Ketika Khadijah pertama kali melihat Umm Hamza, dia sangat ketakutan.

"Dia bukan tipikal wanita normal. Dia bertubuh besar, dia memiliki senjata AK, pistol, cambuk, belati dan dia memakai niqab," kata Khadijah.

Komandan brigade Umm Rayan merasakan ketakutan Khadijah. Dia punya dekat dengan saya dan mengatakan suatu kalimat yang saya tidak akan lupa. Dia berkata, 'Kami bersikap keras dengan orang-orang kafir, akan tetapi belas kasihan terhadap kaum kita sendiri.'

Khadijah dilatih untuk membersihkan, membongkar, dan menembakkan senjata. Dia dibayar $ 200 per bulan dan menerima jatah makanan.

Keluarganya merasakan Khadijah itu telah tersesat, tapi kami tak berdaya untuk menghentikannya. Ibunya mencoba untuk memperingatkan dia.

"Dia akan selalu berkata kepada saya, 'Bangun, uruslah diri kamu sendiri. Kamu berjalan, akan tetapi kamu tidak tahu di mana kamu akan pergi.'"

Setelah dipertimbangkan

Awalnya, Khadijah tidak memperhatikan peringatan ibunya, tergoda oleh rasa kekuasaan. Tapi akhirnya, dia mulai mempertanyakan dirinya dan prinsip-prinsip Negara Islam [ISIS].

"Pada awalnya, saya senang dengan pekerjaan saya. Saya merasa bahwa saya memiliki wewenang di jalan-jalan. Tapi kemudian saya mulai merasa takut, takut dengan situasi saya. Saya bahkan mulai takut pada diri sendiri."

Dia mulai berpikir: ".. Saya tidak suka dengan hal ini, saya memiliki gelar dalam pendidikan dan saya tidak harus seperti ini Apa yang terjadi padaku ? Apa yang terjadi dalam pikiran saya yang membawa saya ke sini.??"

Cara pandang / pencitraan dirinya akan ISIS mulai runtuh.

Ingatan-ingatan membakar dalam benaknya yaitu adalah gambaran ketika dia melihat secara online seorang anak usia 16 tahun yang disalibkan karena kasus perkosaan. Dia mempertanyakan masuknya dia dalam kelompok yang mampu melakukan kekerasan tersebut.

"Hal terburuk yang saya lihat adalah ketika seorang pria kepalanya dipenggal di depan saya," katanya.

Keras terhadap perempuan

Bahkan lebih pribadi, ia menyaksikan kekerasan ISIS disediakan untuk perempuan. Brigade meminjamkan bangunan bersama-sama dengan seorang pria yang mengkhususkan diri dalam pernikahan bagi para pejuang ISIS.

"Dia adalah salah satu orang yang paling buruk," katanya. Orang itu bertugas mencari istri-istri untuk pejuang lokal dan asing.

"Para pejuang asing sangat brutal dengan wanita, bahkan dengan yang mereka nikahi," katanya. "Ada kasus di mana seorang istri harus dibawa ke bangsal darurat / ICU karena kekerasan, yaitu kekerasan seksual."

Khadijah melihat masa depan yang dia tidak inginkan.

Komandannya menekan dia untuk segera menikah, Khadijah memutuskan ia harus meninggalkan brigade.

"Jadi pada titik ini, saya mengatakan cukup sudah. Setelah semua yang saya telah lihat dan selama itu saya diam saja, mengatakan pada diriku sendiri, 'Kami berperang, maka semua akan diperbaiki."

"Tapi setelah ini, saya memutuskan tidak, aku harus pergi."

Khadijah meninggalkan ISIS hanya beberapa hari sebelum serangan udara koalisi, namun keluarganya tetap di Suriah.

Dia diselundupkan melintasi perbatasan ke Turki.

Kehidupan setelah keluar dari ISIS

Khadijah masih memakai niqab, bukan hanya untuk menyembunyikan identitasnya, tetapi juga karena dia berjuang untuk beradaptasi kembali ke kehidupan di luar Negara Islam.

Penyesalan perendaman-nya yang mendalam dalam Islam radikal, dia mewaspadai perubahan lain yang tiba-tiba.

Sumber :
http://edition.cnn.com/2014/10/06/world/meast/isis-female-fighter/
Defector describes life inside ISIS
https://www.youtube.com/watch?v=vpV6OHZPGMo

"Itu harus bertahap, sehingga saya tidak menjadi orang lain. Saya takut menjadi orang lain Seseorang yang ter-ayun-ayun, sebagai reaksi ke arah lain, setelah saya begitu melekat dalam agama, bahwa saya menolak agama sama sekali. , "katanya.

Menjelang akhir wawancara kami, berbicara tentang bagaimana ISIS bisa mendapatkan pijakan di bagian masyarakat Suriah, dia memiliki momen pribadi.

"Bagaimana kita membiarkan mereka [ISIS] untuk masuk? Bagaimana kita mengizinkan mereka untuk memerintah kita? Ada kelemahan dalam diri kita."

Khadijah berbicara kepada kita karena dia mengatakan dia ingin semua orang, terutama perempuan, untuk mengetahui kebenaran tentang ISIS.

"Saya tidak ingin orang lain ditipu mereka [ISIS]. Terlalu banyak gadis yang berpikir bahwa mereka adalah Islam yang benar," katanya.

Dia sangat ingin menjadi gadis sebelum dia jatuh di bawah 'mantra' ISIS - "seorang gadis yang ceria, yang mencintai kehidupan dan canda tawa ... yang suka bepergian, melukis, berjalan di jalan dengan headphone-nya untuk mendengarkan musik tanpa peduli apa yang orang lain pikir-kan, "katanya.

"Saya ingin menjadi seperti itu lagi."
--- Demikian kesaksian Khadijah
Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. - Matius 7:16-20
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." - Yohanes 8:32
Pada mulanya adalah Firman (Yesus); Firman itu bersama-sama dengan Allah [Bapa di Sorga] dan Firman Yesus itu adalah Allah. - Yohanes 1:1
Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.”
Aku (Yesus) dan Bapa adalah satu.” - Yohanes 10:30
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa [yang berada di Sorga], kalau tidak melalui Aku. - Yohanes 14:6

Link  berbagi : http://jurnalakhirzaman.blogspot.co.id/2016/05/khadija-pembelot-isis-menceritakan.html

Tetap semangat menjalani hidup ini. Salam kompak selalu. Tetap mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus memberkati. Amen.
Share it:

ISIS For Jesus

Post A Comment:

0 comments: