Murtadin Omega Suparno wajib dibunuh karena Murtad dan menghina Islam. Shalom begini kisahnya :
Omega Suparno meninggalkan kebenaran Islam bukan karena jahil dan bukan paksaan. Ia murtad setelah mengetahui Islam. Ini dibuktikan dengan riwayat pendidikannya yang pernah mengenyam bangku sebuah pesantren di kota Kudus. Ia pun sempat kuliah di IAIN Yogyakarta. Belum rampung kuliah di perguruan Tinggi Islam ini ia pindah kuliah ke Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia (STBI) Semarang untuk mengejar obsesi menjadi pendeta. Sampai menjelang tewasnya, ia aktif sebagai penginjil dan telah memurtadkan umat Islam yang lain. Dalam aktifitasnya tersebut tak jarang ia menyisipkan pelecehan dan penghinaan terhadap Allah, Rasulullah, dan ajaran Islam yang mulia.
Tiga orang aktivis Islam dari Jepara: Amir Mahmud (29), Sony Sudarsono (29), dan Agus Suprapto (31) menjadi pesakitan di PN Jepara. Amir Mahmud adalah ustadz yang pernah berjihad di Ambon Maluku selama 4,5 tahun sejak 2001. Sony Sudarsono adalah aktivis yang sudah malang-melintang berjihad ke mancanegara, pernah mengikuti pelatihan jihad di Moro Pilipina. Sedangkan Agus Suprapto adalah mujahid yang pernah bergabung bersama kafilah i’dad di Aceh beberapa tahun silam.
Sumber : http://www.suara-islam.com/read/index/7660/Murtadin-Omega-Suparno-Dieksekusi-Mujahid-Jepara
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam- keluarga dan para sahabatnya.
Kita wajib bersyukur kepada Allah, selanjutnya berterima kasih kepada Trio Mujahid Jepara -Ustadz Amir Mahmud, Sony Sudarsono, dan Agus Suprapto- yang telah mewakili umat Islam menunaikan tuntunan ajarannya. Mereka siap mengambil resiko mengeksekusi Omega Suparno yang telah murtad, menghina Islam, dan memurtadkan kaum muslimin.
Omega Suparno meninggalkan kebenaran Islam bukan karena jahil dan bukan paksaan. Ia murtad setelah mengetahui Islam. Ini dibuktikan dengan riwayat pendidikannya yang pernah mengenyam bangku sebuah pesantren di kota Kudus. Ia pun sempat kuliah di IAIN Yogyakarta. Belum rampung kuliah di perguruan Tinggi Islam ini ia pindah kuliah ke Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia (STBI) Semarang untuk mengejar obsesi menjadi pendeta. Sampai menjelang tewasnya, ia aktif sebagai penginjil dan telah memurtadkan umat Islam yang lain. Dalam aktifitasnya tersebut tak jarang ia menyisipkan pelecehan dan penghinaan terhadap Allah, Rasulullah, dan ajaran Islam yang mulia.
Dalam Islam, hukuman atas orang murtad sangat jelas. Orang murtad wajib dibunuh setelah diberi kesempatan taubat dan ia tidak mau kembali kepada Islam. Hukuman berat ini dijatuhkan atasnya karena setelah mengetahui kebenaran ia meninggalkan kebenaran tersebut dan menentangnya. Keberadaannya laksana anggota tubuh yang sudah busuk sehingga harus diamputasi agar masyarakat muslim terhindar dari dampak buruknya. Akidahnya telah rusak dan dikhawatirkan akan merusak akidah kaum muslimin. Sehingga orang semacam ini tak pantas dibiarkan, maka ia wajib dibunuh.
. . . Orang Murtad laksana anggota tubuh yang sudah busuk sehingga harus diamputasi agar masyarakat muslim terhindar dari dampak buruknya. . .
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ
“Siapa yang merubah agamanya, maka bunuhlah.” (HR. Bukhari dan Ashabus Sunan)
Hadits lain yang menguatkan kesimpulan di atas adalah sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
لَا يَحِلُّ دَمُ اِمْرِئٍ مُسْلِمٍ; يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ, وَأَنِّي رَسُولُ اَللَّهِ, إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ: اَلثَّيِّبُ اَلزَّانِي, وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ, وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ; اَلْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ
“Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi tiada Ilah kecuali Allah dan aku sebagai utusan Allah kecuali karena satu dari tiga hal: Pembunuhan dibalas bunuh (qishash), duda (dan janda) yang berzina, dan orang yang meningalkan agamanya, memisahkan diri dari jama'ah.” (Muttafaq ‘Alaih)
Semakin dibenarkannya membunuh si murtad Omega Suparno karena ia terang-terangan berani menghina dan mencerca Allah, Rasul-Nya dan ajaran Islam yang mulia.
Dalam pemberitaan voa-islam kemarin (Selasa, 25 Jun 2013) dengan title “Allahu Akbar!!! Trio Mujahid Jepara Eksekusi Murtadin Penghujat Islam”, saat Ustadz Amir Mahmud mengajak dialog dan mengonfirmasi atas sepak terjangnya sesudah murtad, Suparno malah ngelunjak. Dengan provokatif, ia memaparkan bahwa imannya dalam Kristen sudah mantap dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Bahwa semua manusia hanya bisa selamat di surga bila mengimani Yesus sebagai tuhan dan juruselamat. Dosa manusia hanya bisa dibersihkan dengan tebusan kematian Yesus di tiang salib, dan keselamatannya sudah dijamin 100 persen oleh Yesus.
Untuk mempertegas kesaksiannya, Supar –sapaan akrabnya– mengumbar pernyataan yang mendiskreditkan Al-Qur'an. “Al-Qur'an itu tidak ada yang benar, salah semua. Kalau di sini ada Al-Qur'an, saya injak-injak saja,” ejeknya sambil memeragakan kaki menginjak-injak lantai rumahnya.”
Tak puas menghina Al-Qur'an, Supar melanjutkan sasaran hujatannya kepada Allah SWT. “Allah itu sebenarnya kan tidak ada, Allah itu baru diadakan setelah adanya bangsa Arab,” ujar Amir menirukan Suparno.
Ketika topik pembicaraan beralih kepada kenabian Muhammad SAW, Supar menyebut Muhammad bukan seorang nabi, karena kualitasnya hanya selevel dengan Kiyai Jawa. “Nabi Muhammad itu tidak boleh dikultuskan, karena kenabiannya setara dengan gelar kiyai di Jawa,” tegasnya.
. . . Semakin dibenarkannya membunuh si murtad Omega Suparno karena ia terang-terangan berani menghina dan mencerca Allah, Rasul-Nya dan ajaran Islam yang mulia. . .
Penjelasan Ulama Tentang Orang yang Menghina Islam
Banyak keterangan dari para ulama Islam terdahulu yang menjelaskan sikap umat Islam terhadap orang-orang yang menghina agamanya. Bahkan sebagiannya menukilkan kesepakat ulama dalam menyikapi orang tersebut, seperti imam al-Khathaabi. Beliau mengatakan, “Aku tidak mengetahui seorang pun di antara kaum muslimin yang berselisih pendapat tentang wajibnya membunuh orang yang menghina Allah dan Rasul-Nya.”
Diriwayatkan dari Husain, bahwasanya Ibnu Umar berkata, “Barangsiapa mencaci Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, maka dia harus dibunuh.” Sampai pada perkataan beliau, “Dengan keharusan inderawi dan penglihatan, kita mengetahui bahwa jika mereka secara terang-terangan menghina Allah Subhanahu wa Ta'ala, atau menghina Rasul Shallallahu 'Alaihi Wasallam, atau menghina sesuatu dari agama Islam, berarti mereka telah merendahkan kita, menghinakan kita dan bahkan menghina agama kita. Dengan demikian, mereka telah merusak perjanjian dan membatalkan dzimmah (jaminan perlindungan) mereka. Jika mereka membatalkan dzimmah mereka, maka tidak ada keraguan lagi bahwa darah, tawanan, dan harta mereka telah halal.”
Imam Ahmad pernah mengatakan, “Barangsiapa mencaci Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan melecehkannya –baik dia seorang muslim atau kafir- maka dia wajib dibunuh. Saya berpandangan bahwa dia langsung dibunuh dan tidak perlu diminta untuk bertaubat lebih dulu.”
Beliau juga mengatakan, “Setiap orang (kafir dzimmi) yang melanggar perjanjian dan membuat perkara baru di dalam Islam, maka orang seperti ini menurutku wajib dibunuh. Karena bukan untuk hal itu mereka diberi perjanjian dan jaminan perlindungan.”
Demikian juga dengan Abu Shafra' yang berkata, “Aku bertanya kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad bin Hambal) perihal seorang lelaki ahli dzimmah yang mencaci Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, apa yang harus dilakukan terhadapnya?” Beliau menjawab, “Jika perbuatannya itu terbukti, maka orang yang mencaci Nabi, baik dia seorang muslim ataupun kafir, dia harus dibunuh.” Dan beliau beralasan dengan hadits seorang buta yang membunuh budak wanitanya dengan beralasan, “Aku mendengar dia mencaci Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.”
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya tentang seorang Yahudi ahli dzimmah yang kebetulan melewati seorang muadzin, lantas ia berkata, “Bohong kamu.” Beliau menjawab, “Dia harus dibunuh, oleh karena dia telah mencerca.” (Dinukil dari Fatwa Mati Buat Penghujat, Abdul Mun'im Halimah "Abu Bashir" hal. 52-59)
Belajar Pada Eksekusi Penginjil Omega Suparno:
Menghina Alquran Berujung Kematian
Eksekusi mati terhadap murtadin Omega Suparno yang dilakukan oleh Trio Mujahid Jepara: Amir Mahmud (29), Sony Sudarsono (29), dan Agus Suprapto (31) harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Suparno dieksekusi Trio Mujahid karena agresivitas kristenisasi yang dilakukan dengan melecehkan aqidah Islam: Allah Swt, Nabi Muhammad Sawdan Al-Qur'anul Karim. Suparno telah tewas, tapi di Jepara masih banyak penginjil murtadin penghujat Islam.
Penginjil Suparno dieksekusi mujahid Jepara karena setelah murtad dari Islam dan drop out dari IAIN, melakukan misi penginjilan ia berusaha memurtadkan umat Islam dengan cara mendiskreditkan Islam. Beberapa jurus mendiskreditkan Islam yang terungkap antara lain: (1) Mengajarkan bahwa Allah adalah tuhan fiktif, karena Allah baru diadakan sejak adanya bangsa Arab. (2) Mengajarkan bahwa gelar Nabi milik Muhammad hanya selevel dengan gelar kiyai di Jawa, karenanya Muhammad tidak boleh dikultuskan. (3) Konsep keselamatan dalam agama Islam tidak pasti karena masih harus memakai kata “insya Allah.” (4) Al-Qur'an adalah kitab yang tidak mengajarkan kebenaran karena isinya salah semua.
“Al-Qur'an itu tidak ada yang benar, salah semua. Kalau di sini ada Al-Qur'an, saya injak-injak saja,” ejeknya sambil memeragakan kaki menginjak-injak lantai rumahnya, Selasa sore (11/12/2012).
Buntut penodaan agama itu, murtadin Suparno dieksekusi mati di Jepara pada Rabu malam (12/12/2012), sedangkan trio mujahid Jepara sudah dibekuk Polda Jateng pada Jum’at (28/12/2012).
http://www.suara-islam.com/read/index/8486/Belajar-Pada-Eksekusi-Penginjil-Omega-Suparno--Menghina-Alquran-Berujung-Kematian
SEMARANG (KRjogja.com) - Kasus pembunuhan sadis terhadap Suparno (42) mahasiswa Sekolah Tinggi Theologi Baptis Indonesia (STBI) Semarang yang mayatnya ditemukan Kamis (23/12) malam lalu di hutan daerah Jepara telah terungkap dengan dibekuknya tiga pelaku.
Para pelaku dengan korban sudah saling kenal dibekuk tim khusus Polda Jateng, Jumat (28/12) di tempat berbeda daerah Jawa Tengah, yakni di Sragen dan Kudus. Mereka masing masing Amir Mahmud (29) warga Desa Ngaklingan, Gebog dan Sudarsono alias Sony (29) warga Desa Klumpit, Gebog, Kudus. Dan, satu pelaku lagi, Agus Suprapto (31) asal Dusun Semper Barat , Cililing, Jawa Barat diringkus di Sragen.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng Kombes Bambang Rudi Pratikyo, semalam mengatakan latar belakang karena dendam. Korban sebelum dibuang di hutan tidak cuma dihujani tusukan senjata tajam, tapi juga dibakar. Untuk menghilangkan jejak, ketiga pelaku membawa kabur motor korban agar oleh polisi dianggap korban merampokan.
Adapun, dendam kesumat yang melatar belangi pembunahan sadis itu gara-gara korban yang semasa hidupnya dengan para pelaku pernah sama-sama menekuni ajaran Islam telah beralih agama. Bahkan, Suparno kuliah lagi di perguruan tinggi theologi baptis di Semarang. Perubahan agama, itulah mendorong rekan-rekan lamanya jengkel hingga melakukan pembunuhan sadis tersebut. Ketiga tersangka kini ditahan di sel Polda Jateng Semarang. (Cry)
http://krjogja.com/read/156265/mahasiswa-theologi-baptis-tewas-dibakar-3-pelaku-dibekuk.kr
Seorang mahasiswa Seminari Teologia Baptis Indonesia (STBI) menjadi korban pembunuhan sadis. Tiga orang tersangka pelaku telah dibekuk oleh polisi; Jasad Omega Suparno (42) ditemukan ditemukan di hutan daerah Jepara dengan luka tusukan, tubuh lebam-lebam dan wajah dibakar. Dalam laporan KDO, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng Kombes Bambang Rudi Pratikyo mengungkapkan bahwa motif pembunuhan adalah dendam. Almarhum telah beralih agama, bahkan kuliah di STBI di Semarang. Alm. Suparno pernah menekuni ajaran Islam bersama para tersangka pelaku, masing-masing AM (29) warga Desa Ngaklingan, Gebog, S alias Sony (29) warga Desa Klumpit, Gebog, Kudus, dan AS (31) asal Dusun Semper Barat, Cililing, Jawa Barat. Untuk mengelabui polisi, ketiga pelaku membawa kabur motor korban supaya dikira korban dirampok. Ketiga tersangka kini ditahan di sel Polda Jateng Semarang. Dikuburkan secara Kristen Menurut email yang diperoleh redaksi MP mengenai pembunuhan ini, alm. Omega Suparno berniat menjadi seorang hamba Tuhan dengan masuk ke STBI. Pada liburan Natal, tanggal 10 Desember lalu ia pamit pulang mengunjungi orang tuanya di Jepara. Tanggal 11 Desember dini hari tubuhnya ditemukan di sebuah selokan di hutan jati tanpa pakaian dan wajah dalam keadaan terbakar dan sulit dikenali. Setelah dievakuasi oleh polisi, diumumkan kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk datang melihat jazad tersebut. Orang tua almarhum datang dan mengenali tubuh anak mereka. Menurut DR Yustinus Djoko Santoso, kepala STBI, yang datang melihat jasad almarhum segera setelah mendapat berita, alm pak Suparno pernah mengirim surat kepada orang tuanya kalau ia meninggal harap dilaksanakan penguburan secara Kristen. Setelah pengambilan sampel tes DNA, pada hari Rabu tanggal 12 Desember 2012 pukul 19.00 jenasah boleh dibawa pulang. Jenasah dibawa ke GBI Jepara untuk kebaktian dan langsung dimakamkan malam itu juga untuk menghindari reaksi kekacauan. “Puji Tuhan pemakaman dapat dilaksanakan dengan baik, tentram dan sukacita dalam duka,” demikian ditulis dalam email itu. “Berita memang segera tersebar diantara orang-orang [dari gereja] Baptis. Tetapi semua menunjukan kedewasaan berpikir dan mendoakan agar keluarga ... diberi penghiburan Tuhan Allah.” Dengan ditangkapnya para pelaku ungkapan doa dalam email itu telah terjawab. Kiranya penegakkan hukum atas perbuatan mereka mencabut nyawa orang lain secara kejam tak hanya membawa mereka pada penyesalan, namun juga pada kesadaran akan nilai hidup manusia di hadapan Allah.*** ------- Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (Matius 10:39)
http://www.kompasiana.com/jappy/omega-suparno-calon-pendeta-tewas-terbunuh_551b6ad6a333118d23b66000
Omega Suparno minta dikuburkan secara Kristen
INDONESIA, Jawa Tengah (MP) -- Seorang mahasiswa Seminari Teologia Baptis Indonesia (STBI) menjadi korban pembunuhan sadis. Tiga orang tersangka pelaku telah dibekuk oleh polisi, demikian dilaporkan oleh Kedaulatan Rakyat Online (KDO). (12/29/12)
Jasad Omega Suparno (42) ditemukan ditemukan di hutan daerah Jepara dengan luka tusukan, tubuh lebam-lebam dan wajah dibakar.
Dalam laporan KDO, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng Kombes Bambang Rudi Pratikyo mengungkapkan bahwa motif pembunuhan adalah dendam. Almarhum telah beralih agama, bahkan kuliah di STBI di Semarang.
Alm. Suparno pernah menekuni ajaran Islam bersama para tersangka pelaku, masing-masing AM (29) warga Desa Ngaklingan, Gebog, S alias Sony (29) warga Desa Klumpit, Gebog, Kudus, dan AS (31) asal Dusun Semper Barat, Cililing, Jawa Barat.
Untuk mengelabui polisi, ketiga pelaku membawa kabur motor korban supaya dikira korban dirampok. Ketiga tersangka kini ditahan di sel Polda Jateng Semarang.
Dikuburkan secara Kristen
Menurut email yang diperoleh redaksi MP mengenai pembunuhan ini, alm. Omega Suparno berniat menjadi seorang hamba Tuhan dengan masuk ke STBI.
Pada liburan Natal, tanggal 10 Desember lalu ia pamit pulang mengunjungi orang tuanya di Jepara. Tanggal 11 Desember dini hari tubuhnya ditemukan di sebuah selokan di hutan jati tanpa pakaian dan wajah dalam keadaan terbakar dan sulit dikenali.
Setelah dievakuasi oleh polisi, diumumkan kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk datang melihat jazad tersebut. Orang tua almarhum datang dan mengenali tubuh anak mereka.
Menurut DR Yustinus Djoko Santoso, kepala STBI yang datang melihat jasad almarhum segera setelah mendapat berita, alm pak Suparno pernah mengirim surat kepada orang tuanya kalau ia meninggal harap dilaksanakan penguburan secara Kristen.
Setelah pengambilan sampel tes DNA, pada hari Rabu tanggal 12 Desember 2012 pukul 19.00 jenasah boleh dibawa pulang. Jenasah dibawa ke GBI Jepara untuk kebaktian dan langsung dimakamkan malam itu juga untuk menghindari reaksi kekacauan.
“Puji Tuhan pemakaman dapat dilaksanakan dengan baik, tentram dan sukacita dalam duka,” demikian ditulis dalam email itu. “Berita memang segera tersebar diantara orang-orang [dari gereja] Baptis. Tetapi semua menunjukan kedewasaan berpikir dan mendoakan agar keluarga ... diberi penghiburan Tuhan Allah.”
Dengan ditangkapnya para pelaku ungkapan doa dalam email itu telah terjawab.
Kiranya penegakan hukum atas perbuatan mereka mencabut nyawa orang lain secara kejam tak hanya membawa mereka pada penyesalan, namun juga pada kesadaran akan nilai hidup manusia di hadapan Allah.***
-------
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (Matius 10:39)http://menarapenjaga.blogspot.com/2012/12/omega-suparno-minta-dikuburkan-secara.html
Pengertian Jihad dalam Islam
Oleh Prof. Dr. Ahmad Tayyeb (Grand Shaikh Al-Azhar)
Definisi Jihad (ringkasan)
Jihad secara bahasa berarti mengerahkan segala upaya dan kemampuan, baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Definisi jihad secara syariat yang paling komperehensif diutarakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, “Jihad adalah mengerahkan segala upaya demi mencapai kebenaran yang diinginkan.” Di tempat lain, beliau mengatakan, “Hakikat jihad adalah upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapai hal-hal yang diridhai oleh Alloh seperti iman dan amal saleh, sekaligus untuk menolak hal-hal yang dibenci-Nya seperti kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan.”
Definisi tersebut mencakup semua jenis jihad yang dapat dilakukan seorang muslim. Mencakup usaha kerasnya dalam menaati Alloh, dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Termasuk juga usahanya dalam mengajak orang lain – muslim atau kafir – untuk menaati Alloh, usahanya dalam memerangi orang kafir untuk meninggikan kalimat Alloh, dan sebagainya.
Sebuah upaya dikatakan sebagai jihad jika memenuhi syarat, yaitu dilakukan ‘di jalan Alloh’. Oleh karena itu, segala upaya yang dilakukan tidak di jalan Alloh Ta’ala, maka tidak bisa dikatakan sebagai jihad.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id, Rasulullah bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ منكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ؛ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيْمَانِ.
“Siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tangannya (kekuatan). Jika tak sanggup, cegahlah dengan lisan. Jika masih tak sanggup, maka cukup dengan hati. Yang terakhir ini adalah selemah-lemahnya iman.”
Kalau dibagi lagi maka empat tingkatan jihad itu terbagi menjadi 13 tingkatan. Dan kata ‘jihad’, meskipun mengandung banyak kemungkinan makna selain perang – seperti tersebut di atas, namun makna perang adalah yang paling masyhur dan banyak digunakan.
http://www.waag-azhar.org/id/Makalat1.aspx?id=312
Matius 7:16 - (16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (Matius 10:39).
Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat." (Markus 13:13).
Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; (Lukas 6:27).
Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30).
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6).Istilah perang didalam keyakinan masing-masing ini dari dahulu sampai sekarang telah menjadi topik perbincangan yang meluas. Masing-masing pihak akan mempertahankan kebenarannya masing-masing.
Link berbagi : http://jurnalakhirzaman.blogspot.co.id/2016/05/omega-suparno-ex-muslim-wajib-dibunuh.html
Salam kompak dan semangat selalu. Tetap mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus memberkati. Amen.
Post A Comment:
0 comments: