Jurnal Akhir Zaman

Jurnal Akhir Zaman
End Time News

Blog Archive

Ads 728 x 90

ISIS - Ketegaran Keluarga Kristen Iraq yang Diusir oleh ISIS dari Mosul

Share it:
"Dia mengambil kunci-kunci, mencatat alamat rumah, dan kemudian mengatakan, 'Sekarang rumah ini menjadi hak milik Negara Islam [Islamic State].' Saya mengatakan kepadanya, 'Selamat ! Nikmati saja.' "

Video kesaksian ini menunjukkan kutipan dari wawancara dengan orang-orang Kristen Irak dari Mosul yang melarikan diri dari kota mereka setelah kelompok teroris Wahabi, Negara Islam - sebelumnya dikenal sebagai ISIL (Negara Islam di Irak dan Levant), memberi umat Kristen di kota itu ultimatum dengan pilihan meninggalkan rumah dalam beberapa jam tanpa membawa sesuatu apapun atau dibunuh. Laporan sebelumnya telah menunjukkan bahwa ISIL memberikan dua opsi tambahan, untuk masuk Islam atau membayar jizyah "pajak perlindungan"; Namun, kedua tampaknya tidak dihiraukan oleh orang-orang dalam wawancara ini.

Kisah keluarga Kristen Iraq yang diusir oleh ISIS dari Mosul. Iraqi Christians Expelled from Mosul by ISIL Share their Stories. Shalom, begini kisah mereka :

Reporter : "Ijinkan aku melakukan wawancara ... anda berasal dari kota Mosul ?"

Ibu : "Ya, dari kota Mosul."

Reporter : "Anda merupakan penduduk asli Mosul ?"

Ibu : "Benar sekali."

Reporter : "Jadi mereka mengusir anda dari tanah kelahiran anda ?"

Ibu : "Ya, mereka mengusir kami dari tanah kelahiran kami ... dari tanah kelahiran kami. Mereka mengatakan kepada kami, 'Pergi sana! Ini bukan tanahmu. Pergi sana ke orang-orang Kristen kamu. Pergi sana ke Pastormu. Biarkan mereka memberi makan kamu, memberi kamu penginapan, dan memberi kamu rumah. Dia [mereka] mengatakan kepadaku dan saudara perempuanku, 'Bawa uangmu dan berikan kepada kami. Jika tidak, semua dari kamu akan ditembak di kepala, setelah kami menembak saudara laki-laki kamu juga di kepala. Tiap-tiap dari kamu akan menerima tembakan di kepala ... dan kemudian mayatmu akan ditaruh di tanah [jalanan].' "

Bapak : "Mereka memberikan kami ultimatum [batas waktu], yang hanya beberapa jam. Bagaimana seseorang bisa memberikan ultimatum selama 10 jam. Apa yang dapat kami lakukan dalam waktu 10 jam ?"

Reporter : "Tetapi di internet [didalam beberapa website] mereka mengatakan bahwa mereka memberikan ultimatum [kepadamu] selama 3 hari."

Bapak : "Oh itu salah, tidak mungkin. Saat itu adalah Jum'at sore ketika mereka mengumumkannya di masjid-masjid. Batas waktu itu mulai Jum'at sore ... Tepatnya jam 12.00 PM sore pada hari sabtu, orang-orang Kristen yang masih tinggal akan dibunuh semuanya."

Ibu : "Bapak reporter, kami tidak mendengar berita itu pada sore hari pada hari Jum'at. Saya tidak mendengarnya. Saya bahkan tidak mendengarkan peringatan ini di radio-radio. Kami menerima sebuah panggilan pada [hari Jum'at] sore dari orang-orang Kristen yang mengatakan kepada kamu, 'Pergi sekarang juga ! Kamu menghargai rumahmu terlalu berlebihan. Apakah rumahmu lebih berharga daripada dirimu.' Kemudian saudara perempuanku mengatakan, 'Mungkin itu hanya kabar burung, kan mereka belum memperingatkan kita.' Kemudian perempuan [wanita] di telepon tersebut mengatakan kepada kami, 'Ok, terserah kamu !' Ketika kami menghidupkan televisi, kami melihat serangan besar-besaran terhadap orang-orang Kristen. Pada hari sabtu sore, dia [suamiku] bertanya kepada beberapa teman-temannya yang Muslim di daerah itu [Mosul]. Mereka mengatakan kepadanya 'Jangan membawa apapun, sebab mereka akan membuang semuanya, membuang semua persediaan, baik makanan dan pakaian di jalan-jalan.' "

Bapak : "Mereka membuang semuanya ke jalanan [tanah]."

Ibu : "Kami membawa sedikit ..."

Bapak : "Kami membawa yang penting-penting saja: Sedikit uang di saku ... Mereka mengambilnya juga. Mereka mengambil telepon genggam. Mereka mengambil alat pantau tekanan darah, yang merupakan alat-alat medis. Mereka mengambil alat ukur kadar gula darah."

Ibu : "Sebagian persediaan obat kami masih tertinggal di rumah. Dia [militan ISIL] mengatakan, 'Apakah maksudmu rumah kamu yang sekarang menjadi hak milik Negara Islam [Islamic State] ?' Saya tidak menanggapi kata-katanya. Saudara laki-lakiku mengatakan kepada militan ISIL tersebut, 'Selamat telah mendapatkan rumah dan segala isinya.' "

Bapak : "Dia mengambil kunci-kunci, mencatat alamat rumah, dan kemudian mengatakan, 'Sekarang rumah ini menjadi hak milik Negara Islam [Islamic State].' Saya mengatakan kepadanya, 'Selamat ! Nikmati saja.' "

Anak : "Bagaimana kelompok ini bisa masuk Mosul ? Kelompok dari sebuah organisasi teroris. Saya lihat mereka menempati beberapa area. Bagaimana caranya mereka masuk ? Banyak sekali truk-truk pickup dan kendaraan-kendaraan. Mereka memiliki banyak kemampuan dari suatu pemerintahan yang berada dibelakangnya. Ada banyak pemerintahan negara yang mendukung mereka. Bagaimana mungkin ini terjadi ? ini tidak mungkin. Ini adalah sebuah lelucon ! Jalan yang kami lalui ini benar-benar seperti sebuah lelucon, terutama bagi orang-orang Kristen."

Ibu : "Mengapa hal ini dikatakan tidak adil ? Apa yang telah kami lakukan terhadap dirimu [ISIL] ? Apa yang telah dilakukan oleh orang-orang Kristen terhadapmu [ISIL]? Bagaimana orang-orang Kristen menyakiti kamu ? Hal ini seperti yang dikatakan Tuhan Yesus, 'Aku mengirim kamu seperti domba ditengah serigala.' "
---- Demikianlah sekilas ungkapan hati sebuah keluarga di Irak yang diusir oleh ISIS
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. - Yakobus 1:12
Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat." - Markus 13:13
Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? - Matius 7:16
Link berbagi : http://jurnalakhirzaman.blogspot.co.id/2016/05/isis-ketegaran-keluarga-kristen-iraq.html

Tetap semangat menjalani hidup ini. Tetap mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus memberkati. Amen.
Share it:

ISIS For Jesus

Post A Comment:

0 comments: