Kisah Maryam Rostampour dan Marziyeh Amirizadeh. Former Prisoners of Iran Now Voice of Hope. Penjara Evin di Iran menjadi Gereja
Ini adalah kisah dua orang wanita yang dahulunya penganut Islam kemudian mengikut Yesus dan dimasukkan di penjara, mengalami penyiksaan dan kemudian keajaiban terjadi dimana penjara Evin yang terkenal kejam dapat berubah menjadi gereja. Mereka berdua mengalami perjumpaan dengan Yesus dan dapat mengabarkan Injil bagi tahanan wanita lainnya.
Lahir di dalam suatu keluarga Muslim di Iran, Maryam Rostampour and Marziyeh Amirizadeh telah bertemu Yesus.
Ketika Marziyeh Amirizadeh muncul di sebuah kantor polisi setempat di Teheren - Iran pada tanggal 5 maret 2009, pihak berwenang mengatakan kepada Marziyeh bahwa ada suatu hal yang harus diurus mengenai pendaftaran mobilnya.
Kenyataannya, dia masuk kedalam perangkap.
Pemerintah Iran kenyataannya telah melakukan pengintaian kepada dirinya dan temannya, Maryam Rostampour, dan kepolisian tidak suka dengan yang mereka lihat.
Tidak menunggu waktu lama, kedua wanita muda ini ditangkap.
Tuduhan yang diberikan kepada mereka adalah kegiatan anti pemerintah, mengabarkan Kekristenan didalam negara Republik Islam Iran.
Kejahatan mereka : menyebarkan Injil dan keyakinan mereka melalui dua rumah yang digunakan untuk gereja - satu gereja untuk teman mereka dan satu gereja dikhususkan untuk pekerja seks komersial.
Pihak berwenang menggeledah apartemen Maryam dan Marziyeh tanpa surat perintah penggeledahan, menutup segala sesuatu yang berhubungan dengan Kekristenan, dan memasukkan mereka kedalam tahanan. Akses untuk mendapatkan pengacara bagi mereka juga ditutup.
"Saya teringat suatu hari mereka mengirim kami kedalam sebuah sel gelap dan kotor di bawah tanah," kata Maryam.
Kedua wanita itu diinterogasi selama berjam-jam, pihak yang menangkap mereka menginginkan nama-nama dan alamat-alamat setiap orang Kristen yang mereka tahu.
"Kalau tidak, kami akan memukul kamu sampai kamu muntah darah," Maryam teringat akan kata-kata mereka yang akan menghukum sama seperti yang dilakukan kepada teman-teman satu penjara mereka.
Wanita itu menolak untuk menunjukkan teman-teman kristen mereka. Mereka ditinggalkan ditempat yang gelap, tidak mengetahui jika interogasi berikutnya merupakan awal siksaan-siksaan yang akan mereka terima.
"Selama berhari-hari kami tidak makan dan minum", kata Maryam. "Kami hanya menggunakan selimut basah yang berbau air kencing untuk menghangatkan badan kami."
Pada saat mereka ketakutan dan kuatir, yang bisa mereka lakukan adalah menunggu dan berdoa.
Bertemu Yesus
Lahir dalam keluarga Muslim di sebuah negara yang memaksakan keyakinan Islam kepada rakyatnya, adalah suatu keajaiban Maryam dan Marziyeh bisa menemukan kebenaran mengenai Tuhan Yesus. Dimana didalam keyakinan penganut Islam Yesus Kristus hanyalah seorang Nabi.
Kemudian, dialam usia remaja mereka, setiap dari mereka mendapatkan kesempatan bertemu Yesus.
Bagi Marziyeh, hal ini diawali dengan bermimpi mengenai suatu kuda putih. Dia menuliskan hal ini didalam sebuah buku yang berjudul Captive in Iran:
"Kuda itu berlari seperti angin dan menyelamatkan aku. Pada saat aku bergantung di lehernya, saya merasakan suatu perasaan kasih mengalir masuk kedalam diriku dengan suatu kekuatan dan suatu kesucian yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Saya tidak pernah merasakan pengalaman kasih seperti ini selama saya hidup didunia ini."
Tidak lama setelah dia mendapatkan mimpi yang tidak bisa dilupakan ini, Marziyeh diundang ke suatu gereja, dimana dia bisa belajar mengenai Yesus dan mengalami sendiri Mujizat penyembuhan-Nya. Setelah bertahun-tahun mencari, Tuhan akhirnya menunjukkan diri-Nya kepada dia. Dia meyakinkan bahwa Yesus adalah Son of God.
Maryam menemukan Yesus ketika seorang teman Muslim (yang mengetahui bahwa dia sedang mencari jawaban) memberikan kepada dia sebuah selebaran Kristen.
"Dia mengatakan kepadaku, 'Jangan membaca halaman terakhir dari selebaran itu, karena itu berisi Doa pindah keyakinan'," kenang Maryam. "Dari halaman pertama itu saya bisa merasakan hati saya begitu tergerak."
Pada saat Maryam berdoa menggunakan panduan doa pada halaman terakhir dan menerima Kristus, dia sepertinya sudah mengenal Yesus sebelumnya, hanya tangannya saja yang tidak bisa digunakan untuk membuka dan belajar Alkitab.
Penjara menjadi Gereja
Maryam dan Marziyeh menghabiskan dua minggu didalam penjara sebelum mereka dipindahkan ke Penjara Evin, suatu tempat untuk penyiksaan, perkosaan dan eksekusi.
Hati mereka sangat tersentuh ketika mereka melihat seorang anak berusia 2 dan 3 tahun disiksa didalam penjara tersebut. Tempat dimana mereka lahir dan menjalani tahun demi tahun yang tidak menyenangkan.
Tetapi ditengah keputusasaan, sesuatu yang ajaib terjadi.
Wanita penghuni penjara lain melihat kearah mereka yaitu Maryam and Marziyeh yang mereka sebut sebagai " dirty Christians" dan mulai melihat suatu yang berbeda mengenai kedua wanita itu.
Maryam and Marziyeh menolak untuk menyembunyikan keyakinan mereka kepada Kristus. Mereka menanggapi hinaan dan kutukan dengan cinta kasih dan pengampunan. Dan mereka (Maryam and Marziyeh) selalu memberikan pengertian kepada teman-teman penjara mereka seperti pelacur, pembunuh dan tahanan politik tentang bagaimana mereka berdua selalu mendoakan mereka.
"Mereka tidak mengerti bahwa Tuhan tetap mencintai mereka," kata Marziyeh. "Mereka menangis dan mengakui dosa-dosa mereka. Mereka dapat melihat keajaiban melalui doa kami."
Maryam and Marziyeh tidak lagi dijuluki “dirty Christians.” Teman-teman penjara kedua wanita ini dan banyak penjaga penjara mencari mereka berdua, mereka ingin mengetahui mengenai Pribadi yang bernama Yesus ini yang mereka berdua cintai melebihi apapun didunia ini.
"Penjara Evin, suatu tempat penyiksaan dan tempat penahanan di kota Teheran dan simbol dari penindasan Islam Radikal, telah menjadi gereja kami," kata Maryam. "Dan kami selalu doakan".
'Ini bukan mengenai kami'
Mereka menghabisakan waktu sekitar 9 bulan di penjara Evin. Sebelum mereka dipenjara, mereka sudah menyebarkan Alkitab - sejumlah 20.000 sudah mereka sebarkan didalam waktu 3 tahun secara rahasia.
Di Penjara Evin, mereka menyebarkan keyakinan mereka dengan bebas. Wanita-wanita datang kepada mereka, lapar akan kebenaran dan cinta kasih Tuhan. Banyak yang menemukan kebenaran dan cinta kasih didalam Yesus Kristus, dan mengundang Dia kedalam kehidupan mereka pada saat mereka didalam sel tahanan.
"Kami mempercayai rencana Tuhan," kata Maryam. "Kami percaya hal ini bukan tentang kami. Hal ini mengenai Tuhan."
Mereka tetap tidak mengetahui bagaimana tepatnya mereka dapat memenangkan kebebasan mereka setelah banyaknya ancaman akan dieksekusi. Mereka berdua mengetahui bahwa hal ini adalah semata-mata campur tangan Tuhan, dan doa-doa dan tekanan dari orang-orang Kristen dan aktivis hak asasi manusia diseluruh dunia membantu didalam proses meyakinkan para penangkap kedua wanita itu untuk membebaskan mereka berdua.
Sekarang kedua wanita ini tinggal di Amerika Serikat, diluar Atlanta. Mengetahui bahwa kalau mereka kembali ke Iran berarti kematian, maka Maryam and Marziyeh menggunakan buku mereka untuk menyuarakan seruan mereka ke seluruh dunia mengenai apa yang telah terjadi pada diri mereka berdua - dan juga mengenai apa yang masih terjadi kepada banyak sekali orang-orang Kristen dan para tahanan yang dikurung di Iran.
"Kami berjanji kepada wanita-wanita di penjara untuk menjadi suara bagi mereka dan menyebarkan cerita mereka ke seluruh dunia," kata Maryam.
Cerita mereka telah menginspirasi gereja - gereja di seluruh dunia, terutama di Amerika, dimana kebebasan untuk mengikuti Kristus terlalu sering mendapatkan halangan.
Maryam and Marziyeh mendoakan Amerika akan mendapat kemampuan lebih untuk menyembah Tuhan secara terbuka dan mereka selalu ingat untuk menyebarkan Injil selama hidup mereka, dimanapun Tuhan akan menempatkan mereka berdua.
"Pandangan kami mengenai gereja berubah," kenang Marziyeh. "Bahkan sebuah penjara yang gelap dan brutal bernama Evin dapat menjadi sebuah gereja."
Berikut ini adalah petikan wawancara Maryam and Marziyeh di sebuah stasiun televisi :
file : CAPTIVE IN IRAN.MP4
Pembawa Acara :
Mari kita kembali ke bulan maret tahun 2009 dimana bel pintu rumah saudari berbunyi. Apa yang terjadi ?
Maryam :
Saya melihat keluar jendela dan mereka datang dengan 3 mobil. Saya terkejut, kemudian saya membuka pintu dan mereka masuk ke apartemen kami. Kemudian mereka melakukan pemeriksaan semua milik kami, mereka mencari Alkitab dan benda-benda lain seperti film mengenai Yesus, dll. Mereka kemudian memindahkan kami ke kantor polisi.
Marziyeh :
Selama sehari sampai seminggu adalah suatu keadaan yang susah bagi kami karena mereka menyiksa kami.
Maryam :
Kami dibawa ke suatu tempat bawah tanah dan kami takut serta berpelukan satu sama lain. Kami mengira bahwa kami akan segera mati.
Pembawa Acara :
Kamu berdua bisa dibebaskan sewaktu-waktu jika mengingkari keyakinan kalian, mengapa kalian berdua menolak hal itu ?
Marziyeh :
Kamu mencintai Yesus. Kami tidak bisa mengingkari keyakinan kami. Demikian juga di Alkitab mengatakan jika kamu ingin mengikuti Aku, maka kamu akan memikul salibKu. Maka sebagai pengikut Yesus kami harus melalui kesusahan. Dan adalah suatu kehormatan bagi kami berdua sebagai pengikut Yesus bisa melalui kesukaran ini.
Pembawa Acara :
Selama dua minggu kalian berdua ditempatkan didalam ruangan tahanan dan kemudian dipindahkan ke tahanan (Lapas) terkenal (karena kekejaman) yang dinamakan Penjara Evin. Bagaimana kondisinya ? Apakah benar-benar kejam ?
Ini adalah kisah dua orang wanita yang dahulunya penganut Islam kemudian mengikut Yesus dan dimasukkan di penjara, mengalami penyiksaan dan kemudian keajaiban terjadi dimana penjara Evin yang terkenal kejam dapat berubah menjadi gereja. Mereka berdua mengalami perjumpaan dengan Yesus dan dapat mengabarkan Injil bagi tahanan wanita lainnya.
- Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. - Matius 10:28
Lahir di dalam suatu keluarga Muslim di Iran, Maryam Rostampour and Marziyeh Amirizadeh telah bertemu Yesus.
Ketika Marziyeh Amirizadeh muncul di sebuah kantor polisi setempat di Teheren - Iran pada tanggal 5 maret 2009, pihak berwenang mengatakan kepada Marziyeh bahwa ada suatu hal yang harus diurus mengenai pendaftaran mobilnya.
Kenyataannya, dia masuk kedalam perangkap.
Pemerintah Iran kenyataannya telah melakukan pengintaian kepada dirinya dan temannya, Maryam Rostampour, dan kepolisian tidak suka dengan yang mereka lihat.
Tidak menunggu waktu lama, kedua wanita muda ini ditangkap.
Tuduhan yang diberikan kepada mereka adalah kegiatan anti pemerintah, mengabarkan Kekristenan didalam negara Republik Islam Iran.
Kejahatan mereka : menyebarkan Injil dan keyakinan mereka melalui dua rumah yang digunakan untuk gereja - satu gereja untuk teman mereka dan satu gereja dikhususkan untuk pekerja seks komersial.
Pihak berwenang menggeledah apartemen Maryam dan Marziyeh tanpa surat perintah penggeledahan, menutup segala sesuatu yang berhubungan dengan Kekristenan, dan memasukkan mereka kedalam tahanan. Akses untuk mendapatkan pengacara bagi mereka juga ditutup.
"Saya teringat suatu hari mereka mengirim kami kedalam sebuah sel gelap dan kotor di bawah tanah," kata Maryam.
Kedua wanita itu diinterogasi selama berjam-jam, pihak yang menangkap mereka menginginkan nama-nama dan alamat-alamat setiap orang Kristen yang mereka tahu.
"Kalau tidak, kami akan memukul kamu sampai kamu muntah darah," Maryam teringat akan kata-kata mereka yang akan menghukum sama seperti yang dilakukan kepada teman-teman satu penjara mereka.
Wanita itu menolak untuk menunjukkan teman-teman kristen mereka. Mereka ditinggalkan ditempat yang gelap, tidak mengetahui jika interogasi berikutnya merupakan awal siksaan-siksaan yang akan mereka terima.
"Selama berhari-hari kami tidak makan dan minum", kata Maryam. "Kami hanya menggunakan selimut basah yang berbau air kencing untuk menghangatkan badan kami."
Pada saat mereka ketakutan dan kuatir, yang bisa mereka lakukan adalah menunggu dan berdoa.
Bertemu Yesus
Lahir dalam keluarga Muslim di sebuah negara yang memaksakan keyakinan Islam kepada rakyatnya, adalah suatu keajaiban Maryam dan Marziyeh bisa menemukan kebenaran mengenai Tuhan Yesus. Dimana didalam keyakinan penganut Islam Yesus Kristus hanyalah seorang Nabi.
- Wahyu 19:11 - Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Kemudian, dialam usia remaja mereka, setiap dari mereka mendapatkan kesempatan bertemu Yesus.
Bagi Marziyeh, hal ini diawali dengan bermimpi mengenai suatu kuda putih. Dia menuliskan hal ini didalam sebuah buku yang berjudul Captive in Iran:
"Kuda itu berlari seperti angin dan menyelamatkan aku. Pada saat aku bergantung di lehernya, saya merasakan suatu perasaan kasih mengalir masuk kedalam diriku dengan suatu kekuatan dan suatu kesucian yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Saya tidak pernah merasakan pengalaman kasih seperti ini selama saya hidup didunia ini."
Tidak lama setelah dia mendapatkan mimpi yang tidak bisa dilupakan ini, Marziyeh diundang ke suatu gereja, dimana dia bisa belajar mengenai Yesus dan mengalami sendiri Mujizat penyembuhan-Nya. Setelah bertahun-tahun mencari, Tuhan akhirnya menunjukkan diri-Nya kepada dia. Dia meyakinkan bahwa Yesus adalah Son of God.
Maryam menemukan Yesus ketika seorang teman Muslim (yang mengetahui bahwa dia sedang mencari jawaban) memberikan kepada dia sebuah selebaran Kristen.
"Dia mengatakan kepadaku, 'Jangan membaca halaman terakhir dari selebaran itu, karena itu berisi Doa pindah keyakinan'," kenang Maryam. "Dari halaman pertama itu saya bisa merasakan hati saya begitu tergerak."
Pada saat Maryam berdoa menggunakan panduan doa pada halaman terakhir dan menerima Kristus, dia sepertinya sudah mengenal Yesus sebelumnya, hanya tangannya saja yang tidak bisa digunakan untuk membuka dan belajar Alkitab.
Penjara menjadi Gereja
Maryam dan Marziyeh menghabiskan dua minggu didalam penjara sebelum mereka dipindahkan ke Penjara Evin, suatu tempat untuk penyiksaan, perkosaan dan eksekusi.
- Filipi 1:12-14 = (12) Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, (13) sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. (14) Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.
Hati mereka sangat tersentuh ketika mereka melihat seorang anak berusia 2 dan 3 tahun disiksa didalam penjara tersebut. Tempat dimana mereka lahir dan menjalani tahun demi tahun yang tidak menyenangkan.
Tetapi ditengah keputusasaan, sesuatu yang ajaib terjadi.
Wanita penghuni penjara lain melihat kearah mereka yaitu Maryam and Marziyeh yang mereka sebut sebagai " dirty Christians" dan mulai melihat suatu yang berbeda mengenai kedua wanita itu.
Maryam and Marziyeh menolak untuk menyembunyikan keyakinan mereka kepada Kristus. Mereka menanggapi hinaan dan kutukan dengan cinta kasih dan pengampunan. Dan mereka (Maryam and Marziyeh) selalu memberikan pengertian kepada teman-teman penjara mereka seperti pelacur, pembunuh dan tahanan politik tentang bagaimana mereka berdua selalu mendoakan mereka.
"Mereka tidak mengerti bahwa Tuhan tetap mencintai mereka," kata Marziyeh. "Mereka menangis dan mengakui dosa-dosa mereka. Mereka dapat melihat keajaiban melalui doa kami."
Maryam and Marziyeh tidak lagi dijuluki “dirty Christians.” Teman-teman penjara kedua wanita ini dan banyak penjaga penjara mencari mereka berdua, mereka ingin mengetahui mengenai Pribadi yang bernama Yesus ini yang mereka berdua cintai melebihi apapun didunia ini.
"Penjara Evin, suatu tempat penyiksaan dan tempat penahanan di kota Teheran dan simbol dari penindasan Islam Radikal, telah menjadi gereja kami," kata Maryam. "Dan kami selalu doakan".
'Ini bukan mengenai kami'
- Matius 28:19-20 = (19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Mereka menghabisakan waktu sekitar 9 bulan di penjara Evin. Sebelum mereka dipenjara, mereka sudah menyebarkan Alkitab - sejumlah 20.000 sudah mereka sebarkan didalam waktu 3 tahun secara rahasia.
Di Penjara Evin, mereka menyebarkan keyakinan mereka dengan bebas. Wanita-wanita datang kepada mereka, lapar akan kebenaran dan cinta kasih Tuhan. Banyak yang menemukan kebenaran dan cinta kasih didalam Yesus Kristus, dan mengundang Dia kedalam kehidupan mereka pada saat mereka didalam sel tahanan.
"Kami mempercayai rencana Tuhan," kata Maryam. "Kami percaya hal ini bukan tentang kami. Hal ini mengenai Tuhan."
Mereka tetap tidak mengetahui bagaimana tepatnya mereka dapat memenangkan kebebasan mereka setelah banyaknya ancaman akan dieksekusi. Mereka berdua mengetahui bahwa hal ini adalah semata-mata campur tangan Tuhan, dan doa-doa dan tekanan dari orang-orang Kristen dan aktivis hak asasi manusia diseluruh dunia membantu didalam proses meyakinkan para penangkap kedua wanita itu untuk membebaskan mereka berdua.
Sekarang kedua wanita ini tinggal di Amerika Serikat, diluar Atlanta. Mengetahui bahwa kalau mereka kembali ke Iran berarti kematian, maka Maryam and Marziyeh menggunakan buku mereka untuk menyuarakan seruan mereka ke seluruh dunia mengenai apa yang telah terjadi pada diri mereka berdua - dan juga mengenai apa yang masih terjadi kepada banyak sekali orang-orang Kristen dan para tahanan yang dikurung di Iran.
"Kami berjanji kepada wanita-wanita di penjara untuk menjadi suara bagi mereka dan menyebarkan cerita mereka ke seluruh dunia," kata Maryam.
Cerita mereka telah menginspirasi gereja - gereja di seluruh dunia, terutama di Amerika, dimana kebebasan untuk mengikuti Kristus terlalu sering mendapatkan halangan.
Maryam and Marziyeh mendoakan Amerika akan mendapat kemampuan lebih untuk menyembah Tuhan secara terbuka dan mereka selalu ingat untuk menyebarkan Injil selama hidup mereka, dimanapun Tuhan akan menempatkan mereka berdua.
"Pandangan kami mengenai gereja berubah," kenang Marziyeh. "Bahkan sebuah penjara yang gelap dan brutal bernama Evin dapat menjadi sebuah gereja."
Berikut ini adalah petikan wawancara Maryam and Marziyeh di sebuah stasiun televisi :
file : CAPTIVE IN IRAN.MP4
Pembawa Acara :
Mari kita kembali ke bulan maret tahun 2009 dimana bel pintu rumah saudari berbunyi. Apa yang terjadi ?
Maryam :
Saya melihat keluar jendela dan mereka datang dengan 3 mobil. Saya terkejut, kemudian saya membuka pintu dan mereka masuk ke apartemen kami. Kemudian mereka melakukan pemeriksaan semua milik kami, mereka mencari Alkitab dan benda-benda lain seperti film mengenai Yesus, dll. Mereka kemudian memindahkan kami ke kantor polisi.
Marziyeh :
Selama sehari sampai seminggu adalah suatu keadaan yang susah bagi kami karena mereka menyiksa kami.
Maryam :
Kami dibawa ke suatu tempat bawah tanah dan kami takut serta berpelukan satu sama lain. Kami mengira bahwa kami akan segera mati.
Pembawa Acara :
Kamu berdua bisa dibebaskan sewaktu-waktu jika mengingkari keyakinan kalian, mengapa kalian berdua menolak hal itu ?
Marziyeh :
Kamu mencintai Yesus. Kami tidak bisa mengingkari keyakinan kami. Demikian juga di Alkitab mengatakan jika kamu ingin mengikuti Aku, maka kamu akan memikul salibKu. Maka sebagai pengikut Yesus kami harus melalui kesusahan. Dan adalah suatu kehormatan bagi kami berdua sebagai pengikut Yesus bisa melalui kesukaran ini.
Pembawa Acara :
Selama dua minggu kalian berdua ditempatkan didalam ruangan tahanan dan kemudian dipindahkan ke tahanan (Lapas) terkenal (karena kekejaman) yang dinamakan Penjara Evin. Bagaimana kondisinya ? Apakah benar-benar kejam ?
Maryam :
Selama 2 hari kami tidak makan dan minum. Bahkan di penjara biasa tahanan bisa makan dan minum, dimana mereka bisa makan roti dan keju untuk sarapan pagi. Saya pernah keracunan makanan, dan pengobatan dan situasinya sungguh buruk. Kami tidak mendapatkan perawatan yang memadai dan tidak dapat menemui dokter selama 9 bulan.
Pembawa Acara :
Bagaimana mempertahankan keyakinan selama di penjara ?
Maryam :
Kadang kita berdoa menggunakan bahasa Parsi - bahasa kami. Situasi saat itu sangat menakutkan. Pikiran saya begitu tertekan. Pada saat itu kami hanya bisa mendoakan satu sama lain. Sebagai contoh pada saat teman saya ini masuk ruang interogasi, maka saya mendoakan dia, begitu juga sebaliknya.
Marziyeh :
Kami mendapatkan banyak pengalaman bersama Yesus. Kami pernah berjumpa dengan Dia dan merasakan kasih-Nya serta telah melihat banyak Mujizat. Dan hubungan pribadi saya begitu penting. Kami berdua percaya bahwa Penjara Evin ini terkenal dengan kekejaman, penahanan, eksekusi banyak manusia. Banyak teman sebelum saya ditangkap mengatakan apa saja yang bisa mereka lakukan seandainya saya ditangkap dan masuk penjara, mereka bisa saja memperkosa dan menyiksa kamu di penjara. Saya selalu percaya Tuhan, saya selalu katakan kepada mereka bahwa Tuhan akan selalu menjaga kami dan seandainya hal itu terjadi, maka Tuhan punya alasan mengapa hal itu terjadi.
Pembawa Acara :
Kalian berdua berdoa untuk bisa dibebaskan. Kemudian apa yang terjadi ?
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai buku Maryam and Marziyeh, Captive in Iran, (Maryam sebagai penulis - author dan Marziyeh sebagai pembantu penulis, co - author) dan untuk mempelajari bagaimana menolong orang-orang Kristen yang menjelang dieksekusi karena iman mereka, dapat mengunjungi : http://maryamandmarziyeh.com/
Sumber:
Yesus mengubah penjara iran "EVIN" menjadi Gereja | Maryam & Marziyeh
http://www.wazala.org/2013-10-women-at-the-heart-of-church-growth-in-iran/
Captive in Iran: Women Share Horrors of Evin Prison
https://www.youtube.com/watch?v=eXaPIe9dCp8
CAPTIVE IN IRAN
https://www.youtube.com/watch?v=wruz70KWYxQ
Kami mempunyai banyak kesempatan untuk berbicara kepada banyak penghuni penjara, seperti psk, kecanduan obat, dll. Dan mereka putus asa, dan kita harus berdoa dan berbicara pada mereka. Didalam penjara itu kami memiliki banyak kesempatan untuk berbicara mengenai Tuhan Yesus dengan banyak wanita lainnya dan mengenai pelacuran. Hal ini tidak mudah menemukan psk (pelacur) di Iran karena mereka tidak tinggal di tempat tertentu akan tetapi ketika kita berada di penjara kami menemukan banyak sekali pelacur. Dan kami memiliki kesempatan besar untuk bicara kepada mereka sekaligus mendoakan mereka. Banyak dari mereka menangis dan mengakui dosa-dosa mereka. Dan penjara itu seperti gereja bagi kami karena setiap hari kami berkumpul dan berdoa dan itu indah.
---- Demikian Marziyeh dan Maryam mengakhiri kesaksiannya ...
Selama 2 hari kami tidak makan dan minum. Bahkan di penjara biasa tahanan bisa makan dan minum, dimana mereka bisa makan roti dan keju untuk sarapan pagi. Saya pernah keracunan makanan, dan pengobatan dan situasinya sungguh buruk. Kami tidak mendapatkan perawatan yang memadai dan tidak dapat menemui dokter selama 9 bulan.
Pembawa Acara :
Bagaimana mempertahankan keyakinan selama di penjara ?
Maryam :
Kadang kita berdoa menggunakan bahasa Parsi - bahasa kami. Situasi saat itu sangat menakutkan. Pikiran saya begitu tertekan. Pada saat itu kami hanya bisa mendoakan satu sama lain. Sebagai contoh pada saat teman saya ini masuk ruang interogasi, maka saya mendoakan dia, begitu juga sebaliknya.
Marziyeh :
Kami mendapatkan banyak pengalaman bersama Yesus. Kami pernah berjumpa dengan Dia dan merasakan kasih-Nya serta telah melihat banyak Mujizat. Dan hubungan pribadi saya begitu penting. Kami berdua percaya bahwa Penjara Evin ini terkenal dengan kekejaman, penahanan, eksekusi banyak manusia. Banyak teman sebelum saya ditangkap mengatakan apa saja yang bisa mereka lakukan seandainya saya ditangkap dan masuk penjara, mereka bisa saja memperkosa dan menyiksa kamu di penjara. Saya selalu percaya Tuhan, saya selalu katakan kepada mereka bahwa Tuhan akan selalu menjaga kami dan seandainya hal itu terjadi, maka Tuhan punya alasan mengapa hal itu terjadi.
Pembawa Acara :
Kalian berdua berdoa untuk bisa dibebaskan. Kemudian apa yang terjadi ?
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai buku Maryam and Marziyeh, Captive in Iran, (Maryam sebagai penulis - author dan Marziyeh sebagai pembantu penulis, co - author) dan untuk mempelajari bagaimana menolong orang-orang Kristen yang menjelang dieksekusi karena iman mereka, dapat mengunjungi : http://maryamandmarziyeh.com/
Sumber:
Yesus mengubah penjara iran "EVIN" menjadi Gereja | Maryam & Marziyeh
http://www.wazala.org/2013-10-women-at-the-heart-of-church-growth-in-iran/
Captive in Iran: Women Share Horrors of Evin Prison
https://www.youtube.com/watch?v=eXaPIe9dCp8
CAPTIVE IN IRAN
https://www.youtube.com/watch?v=wruz70KWYxQ
- Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. - Matius 10 : 28
Kami mempunyai banyak kesempatan untuk berbicara kepada banyak penghuni penjara, seperti psk, kecanduan obat, dll. Dan mereka putus asa, dan kita harus berdoa dan berbicara pada mereka. Didalam penjara itu kami memiliki banyak kesempatan untuk berbicara mengenai Tuhan Yesus dengan banyak wanita lainnya dan mengenai pelacuran. Hal ini tidak mudah menemukan psk (pelacur) di Iran karena mereka tidak tinggal di tempat tertentu akan tetapi ketika kita berada di penjara kami menemukan banyak sekali pelacur. Dan kami memiliki kesempatan besar untuk bicara kepada mereka sekaligus mendoakan mereka. Banyak dari mereka menangis dan mengakui dosa-dosa mereka. Dan penjara itu seperti gereja bagi kami karena setiap hari kami berkumpul dan berdoa dan itu indah.
---- Demikian Marziyeh dan Maryam mengakhiri kesaksiannya ...
- Ibrani 13:20-21 = (20) Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, (21) kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Post A Comment:
0 comments: